November 4, 2024

DETIKINFORMASI.COM

Informasi akurat, tajam dan terkini

Demo Berdarah di PERU, 5 fakta yang terjadi patut anda ketahui

Ngerinya demo antipemerintah di Peru menelan puluhan korban. Satu orang polisi yang sedang patroli diserang lalu dibakar dalam unjuk rasa ini.

Berikut fakta-fakta ngerinya demo di Peru:


1. Polisi Dibakar Massa

Seperti dilansir Associated Press, Rabu (11/1/2023), insiden keji itu terjadi saat polisi bernama Jose Luis Soncco Quispe, yang berusia 29 tahun, sedang berpatroli dengan seorang rekan polisi lainnya di Juliaca, sebuah kota dekat perbatasan Peru dengan Bolivia dan Danau Titicaca, pada Senin (9/1) malam waktu setempat.

Keduanya tiba-tiba diserang oleh massa. Massa kemudian membakar kendaraan mereka.

Rekan patroli Soncco, yang bernama Ronald Villasante Toque, berhasil selamat dalam serangan itu. Villasante dilarikan ke sebuah rumah sakit di ibu kota Lima dengan sejumlah luka di bagian kepalanya setelah dipukuli massa.

Dituturkan Villasante bahwa dirinya dan Soncco ‘disekap dan diserang oleh sekitar 350 pengunjuk rasa’. Dia mengakui tidak menyadari apa yang terjadi pada Soncco usai serangan itu.

Perdana Menteri (PM) Alberto Otarola mengonfirmasi kematian Soncco dalam sesi di Kongres Peru. Dia menyebut kedua polisi itu diserang oleh demonstran.

“Polisi tiba di lokasi kejadian dan mendapati bahwa salah satu polisi telah dipukuli dan diikat, dan satu polisi lainnya, Luis Soncco Quispe, sangat disayangkan telah meninggal dunia. Dia dibakar hidup-hidup di dalam mobil patrolinya,” ucap Otarola dalam pernyataannya.

2. Jam Malam Diberlakukan

Otarola juga mengumumkan pemberlakuan jam malam selama tiga hari, mulai pukul 20.00 waktu setempat hingga pukul 04.00 waktu setempat di wilayah Puno. Hari berkabung untuk para korban tewas juga ditetapkan pada Rabu (11/1) waktu setempat.


3. Korban jiwa 47 Orang Tewas

Sementara itu, Kantor Ombudsman Peru dalam pernyataan terpisah menyebut bahwa sejak unjuk rasa dimulai pada awal Desember lalu setelah Castillo langkah, sedikitnya 39 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan polisi dan sekitar 7 orang lainnya tewas dalam kecelakaan lalu lintas, ditambah satu polisi yang tewas. Sehingga total korban tewas adalah 47 orang.

Unjuk rasa terus berlanjut di berbagai wilayah Peru, dengan para demonstran menyerukan pemilu segera dilanjutkan di area-area pedesaan terabaikan yang masih loyal pada mantan Presiden Pedro Castillo.

Unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan itu dimulai setelah pencopotan dan penangkapan Castillo, yang dikecam secara luas karena berupaya membubarkan Kongres Peru demi mencegah pemakzulan dirinya.


4. Presiden Peru Akan Diselidiki Atas Genosida

Dilansir AFP, Rabu (11/1), Kantor Kejaksaan Nasional Peru akan menyelidiki Presiden Dina Boluarte atas dugaan genosida menyusul aksi-aksi protes terhadapnya.

Penyelidikan juga akan fokus pada Perdana Menteri Alberto Otarola serta menteri dalam negeri dan menteri pertahanan.


Kantor kejaksaan menuliskan di Twitter, penyelidikan dilakukan atas dugaan kejahatan “genosida, pembunuhan berat, dan luka serius” selama demonstrasi antipemerintah di wilayah Apurimac, La Libertad, Puno, Junín, Arequipa, dan Ayacucho.

5. Tentang Protes Anti pemerintah Peru

Protes meletus sebulan lalu ketika Castillo yang berhaluan kiri — yang menghadapi beberapa penyelidikan korupsi — dipaksa mundur dari jabatannya dan ditangkap atas tuduhan pemberontakan setelah berusaha membubarkan parlemen dan pemerintahan melalui dekrit.

Ketegangan sejak itu meningkat di kota Puno dan Juliaca, di mana aksi pemogokan umum selama seminggu telah memaksa bisnis-bisnis tutup.

Sementara itu, mengenai kematian dalam demonstrasi ini juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Marta Hurtado, meminta pihak berwenang “untuk melakukan penyelidikan yang cepat, tidak memihak dan efektif atas kematian dan cedera, meminta pertanggungjawaban mereka dan memastikan para korban menerima akses ke keadilan dan ganti rugi.”